Sabtu, 25 Februari 2012

Pengibaran Bendera Amerika di Iwojima


Sketsa pensil 2B berikut berdasarkan foto sejarah hasil karya Joe Rosenthal, seorang Yahudi Amerika yang mendapatkan penghargaan Pulitzer(penghargaan yang dianggap tertinggi dalam jurnalisme cetak Amerika Serikat) atas foto ini. momen ini diambil di puncak gunung Suribachi ketika penyerangan Amerika pulau IwoJima milik Jepang yang merupakan pangkalan udara jepang dan stasiun radio peringatan dini ketika perang dunia ke-2   

Bagi yang ingin tahu sejarahnya, Berikut sedikit ulasan tentang momen dalam sketsa-ku diatas
momen bersejarah ini terjadi pada tahun 1945 di pulau IwoJima diamana dalam bahasa jepang berarti "pulau belerang" yang merupakan pulau vulkanik di Jepang bagian dari Kepulauan Ogasawara. Pulau yang terletak ±650 mil laut (1200 km) selatanTokyo(24,754° LU, 141,290° BT) Dengan luas ±21 km², Iwo Jima secara umum memiliki permukaan yang datar. dengan sebuah Gunung Suribachi yang berada di ujung selatan pulau dengan ketinggian 166 m
 "foto pulau IwoJima di ambil dari udara, Marinir yang mendarat di pulau ini menjulukinya potongan daging babi berwarna kelabu"


Penyeranagan terhadap Pulau ini merupakan bagian strategi Amerika "strategi lompat pulau" Pulau ini menjadi sasaran karena Iwo Jima terletak di pertengahan jalan antara Jepang dan pangkalan pengebom jarak jauh Amerika Serikat di Kepulauan Mariana

 "peta lokasi IwoJima"

Puncak Suribachi adalah tempat terpenting di IwoJima, karena dari situlah tentara Jepang yang mempertahankan Iwojima dapat menembakkan artileri secara tepat ke tentara Amerika yang mendarat di pantai. Para tentara jepang mempertahankan diri di dalam rangkaian bunker-bunker dan gardu pertahanan.

 "marinir As berlindung di gundukan pasir dari serangan pasukan Jepang"

Usaha tentara Amerika dikhususkan mengisolasi dan merebut Gunung Suribachi, usaha ini berhasil pada hari ke empat setelah penyerangan dimulai tanggal 23 Februari 1945. tetapi IwoJima tidak bisa dikatakan "aman" hingga 31 hari kemudian pada tanggal 26 Maret 1945

"Penyerangan ke Gunung Suribachi"

Lalu seperti apa rupa fotografer yang mengabadikan foto "pengibaran bendera iwojima". dia adalah Joe Rosenthal. sebenarnya Rosenthal pernah ditolak oleh Angkatan Darat sebagai juru foto karena pandangan matanya yang kurang awas. Sebab itulah ia bergabung dengan Associated Press dan ikut serta dengan Marinir di Medan Operasi Pasifik. Fotonya yang menggambarkan lima orang marinir dan seorang Angkatan Laut sedang menegakkan bendera di Gunung Suribachi menjadi salah satu foto yang paling terkenal tentang perang ini. Hak cipta foto ini dimiliki oleh Associated Press.

 "Rosenthal ketika di Gunung Suribachi degan latar kapal perang Amerika di bagian pantai pulau IwoJima"

Sebenarnya foto Rosenthal adalah peristiwa pengibaran bendera yang kedua kalinya dihari itu. peristiwa pengibaran pertama bandera Amerika di puncak Gunung Suribachi sekitar pukul 10.20 tanggal 23 Februari 1945
Di atas puncak gunung, mereka mengibarkan bendera, dan difoto oleh Sersan Kepala Louis R. Lowery, fotografer dari majalah Leatherneck. bendera pada pengibaran pertama berukuran kecil namun cukup terlihat jelas dari tepi pantai

"foto pengibaran bendera yang pertama,diabadikan oleh Louis R. Lowery"

Letkol Johnson,memberikan bendera kepada Prajurit I Gagnon yang diperintahkannya untuk membawa bendera tersebut ke puncak Suribachi dan mengibarkannya. karena bendera yang pertama dikibarkan tadi dikabarkan ingin dimiliki oleh Kepala staf angkatan laut James Forrestal. padahal bendera tersebut adalah milik dari batalion. sehingga Letkol Johnson berinisiatif untuk menggantinya dengan bendera lain

 Ketika bendera kedua akan di kibarkan sebagai pengganti bendera pertama saat itulah Rosenthal beserta dua kawannya Bob Campbell dan Bill Genaust tiba. dan segera akan memotret kejadian pengibaran bendera Amerika pada sebuah pipa air bekas jepang.
Kamera Rosenthal disetel dengan kecepatan rana 1/400 per detik dan f-stop antara 8 dan 16. Rosenthal hampir saja kehilangan momentum karena sibuk menyusun batu-batu.sebagai pijakannya dalam memotret. ketika itu John H. Bradley beserta kelima marinir mulai menaikkan bendera Amerika Serikat. Sadar dirinya akan kehilangan momentum, Rosenthal segera mengangkat kameranya ke atas dan memotret peristiwa pengibaran bendera tanpa lebih dulu mengintip lensa

"inilah tentara dalam foto tersebut: Franklin Sousley, Harlon Block dan Michael Strank(tewas terbunuh selama pertempuran),bersama tiga prajurit lainnya yang selamat, John Bradley, Ira Hayes dan Rene Gagnon"

Sepuluh tahun setelah peristiwa tersebut, Rosenthal menulis,
"Dari sudut pandangan mataku, Aku melihat para prajurit mulai menaikkan bendera. Aku mengayunkan kamera dan mengabadikan peristiwa tersebut. Begitulah foto tersebut diambil, dan ketika Anda memotret dengan cara demikian, Anda tidak dapat mengatakan hasil jepretan Anda akan jadi potret yang bagus. Anda tidak tahu."
Setelah melihat foto karya Rosenthal,Presiden Amerika Serikat Franklin D. Roosevelt sadar bahwa foto tersebut bisa dipakai sebagai iklan promosi obligasi perang, dan memerintahkan para prajurit Marinir dalam foto diidentifikasi dan dipulangkan. Akhirnya tiga prajurit yang tersisa dipulangkan. Ketiga prajurit yang selamat dibawa keliling dalam tur promosi penjualan obligasi perang. Tur promosi ini sukses mengumpulkan uang sejumlah AS$26,3 juta, dua kali lipat dari jumlah yang diharapkan sebelumnya

Awalnya Rene Gagnon yang diminta mengidentifikasi para "prajurit pengibar" salah memberikan identifikasi terhadap Harlon Block sebagai Sersan Henry O"Hank" Hansen yang tewas dalam pertempuran (tapi secara kebetulan ikut dalam peristiwa pengibaran bendera yang pertama), yang akhirnya dikonfirmasi oleh Ira Hayes

 
 "ini adalah identifikasi asli dari para prajurit yang mengibarkan bendera Amerika Serikat di gunung Suribachi"

Pada tahun 1951, de Weldon seorang Seniman imigran dari austria diberi tugas mendesain tugu peringatan Korps Marinir. Dibantu ratusan asisten, de Weldon perlu waktu tiga tahun untuk menyelesaikan patung tersebut. Tiga prajurit yang selamat, datang ke tempat de Weldon untuk berpose sebagai model. Tiga prajurit lainnya yang tewas diukir berdasarkan foto

 "tugu peringatan Koprs Marinir"

"dari kiri John Bradley, Ira Hayes dan Rene Gagnon saat berfoto bersama dengan replika pengibaran bendera yang dilakukan mereka di IwoJima"

Seusai perang, Hayes menderita depresi akibat "rasa terselamatkan dari perang,sedangkan kawan-kawannya gugur dalam perang" dan menjadi seorang pecandu alkohol. Kehidupannya yang tragis diabadikan dalam lagu musik country, "The Ballad of Ira Hayes", karya pencipta lagu Peter LaFarge direkam oleh Johnny Cash pada tahun 1964. jujur ketika membuat artikel ini ku sambil mendengarkan lagu ini.hehe.. lagunya juga enak di dengar
selain itu biografi Ira Hayes diangkat menjadi film The Outsider

"Ira Hayes"

Sama seperti Hayes,Rene Gagnon juga menjadi pecandu alkohol dan tahun-tahun terakhirnya tidak kalah pahit sebelum meninggal dunia pada tahun 1979 dalam usia 54 tahun

 "Rene Gagnon"

Seusai perang John Bradley terus bungkam mengenai pengalamannya selama perang, sering kali pertanyaan dialihkannya dengan mengatakan sudah lupa. Selama 47 tahun pernikahan dengan istri bernama Betty, Bradley hanya sekali membicarakan peristiwa tersebut, yakni pada kencan pertama mereka, dan tidak pernah lagi sesudahnya.Di dalam keluarga Bradley, perbincangan mengenai peristiwa tersebut adalah tabu. Ia hanya sekali saja mau diwawancara pada tahun 1985, itu pun atas desakan sang istri yang menyarankannya untuk berbicara demi cucu-cucu mereka.

"John Bradley"

Setelah Bradley wafat pada tahun 1994, keluarganya pergi ke Iwo Jima pada tahun 1997 dan meletakkan sebuah plakat dari granit asal Wisconsin.

 "bentuk palakat seperti bentuk negara bagian Wisconsin"

Ketika ayahnya wafat, putra Bradley yang bernama James Bradley hampir tidak tahu sama sekali tentang pengalaman masa perang sang ayah. Sebagai Katarsis, James Bradley menghabiskan waktu 4 tahun mewawancarai anggota keluarga dari semua pengibar bendera. Hasil wawancara diterbitkannya dalam buku berjudul Flags of Our Fathers tentang para pelaku sejarah dan peristiwa pengibaran bendera di Iwo Jima. Buku ini merupakan diangkat sebagai film berjudul Flags of Our Fathers yang disutradarai Clint Eastwood



"buku dan Disc dari Flags of our Fathers"

Kesimpulan bisa ku ambil dapat dari cerita "kepahlawanan" para Marinir di atas adalah "Pahlawan sejati bukanlah seorang yang selalu mengumbar-ngumbarkan sikap kepahlawanannya meskipun itu sangat menakjubkan untuk diceritakan, dan teman seperjuangan adalah hal yang paling berharga dalam hidup, tetapi apapun yang terjadi kita harus tetap melihat dan melangkah ke masa depan yang cepat atau lambat akan menghampiri kita" ^^v







Tidak ada komentar:

Posting Komentar